Curhat Dosen UB: Banyak Lulusan Mahasiswa Menganggur dan Produk Riset Tak Tembus Pangsa Industri

Prof Drs Sutiman Bambang Sumitro SU DSc selaku dosen Biologi Universitas Brawijaya (UB), mengungkapkan rasa prihatin suatu hal yang mengenai jumlahnya yang tinggi dari orang yang menganggur di kalangan lulusan perguruan tinggi.

Menurutnya, permasalahan ini lebih signifikan daripada tingkat pendidikan lainnya, seperti SD, SMP, atau SMA.

"Pertanyaan kita saat ini adalah, mengapa banyaknya pengangguran bukan dari lulusan SD, SMP, atau SMA saja, tetapi juga banyak dalam kalangan perguruan tinggi itu sendiri," kata Profesor Sutiman dalam sebuah wawancara yang berlangsung pada Minggu lalu.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2024 menunjukkan bahwa ada 842.378 lulusan pendidikan tinggi, mulai dari sarjana hingga doktor, yang menganggur.

Profesor Sutiman berpendapat bahwa hal ini disebabkan Indonesia yang belum benar-benar berubah menjadi negara industri.

Ia menekankan bahwa hubungan antara pusat pendidikan tinggi dan industri belum terjalin dengan baik.

"Ya, industri itu sendiri karena kebanyakan adalah pemegang lisensi dari luar negara. Sehingga, sebenarnya adalah perwakilan tangan dari industri yang ada di luar negara. Ini artinya iklim untuk suatu kerja sama ini belum bagus," ujar dia.

Profesor Sutiman berharap pemerintah Indonesia dapat menemukan solusi untuk berbagai masalah ini.

Dia membandingkannya dengan Tiongkok yang sedang menyusuri ambang-ambang dalam menutup kesenjangan dengan Amerika Serikat dalam industri dan teknologi.

Kita melihat bahwa Tiongkok mengejar Amerika, dalam bidang teknologi, sains terapan, dan hal-hal yang tidak dapat terjadi di bagian kehidupan lain dilakukan. Nah, hal ini hanya bisa dicapai kalau ada kerjasama yang baik.

Sementara itu, Profesor Sutiman menyatakan bahwa selama lebih dari 40 tahun berkarir sebagai akademisi, hanya beberapa produk riset yang telah dipatenkannya yang dapat dimasukkan ke industri.

Ia menyatakan kekecewaannya terhadap hasil penelitian yang belum diimplementasikan.

"Tidak dikembangkan begitu juga, bahkan rasanya seperti tidak dikembangkan sama sekali (kehilangan). Karena itu menjadi tumpukan ide yang tidak terimplementasikan," keluhnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Profesor Sutiman memprakarsai pembentukan sebuah komunitas penelitian bernama Institut Molekul Indonesia yang berkolaborasi dengan grup Kursi Balik dan Homostasis.

Klub ini terdiri dari orang-orang yang menghadapi masalah produktivitas pribadi atau kualitas hidup yang kurang baik.

Menurutnya, asetilokololinifikasi terjadi ketika molekul asetikolin halus menjadi tersenyum atau asam kolin berasid bersenyun dengan klorofil dan klorin.

," tutupnya.

0 Response to "Curhat Dosen UB: Banyak Lulusan Mahasiswa Menganggur dan Produk Riset Tak Tembus Pangsa Industri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan

Dapatkan Promonya

Iklan Bawah Artikel